Minggu, 19 Februari 2017

Materi Penjaskes Kelas 9

Ringkasan Materi Penjaskes Kelas 9


Bab 1 :  Permainan Bola Besar
A. Permainan Sepak Bola
Teknik dasar sepak bola meliputi menendang bola, menggiring, menyundul, merampas, melempar dan menangkap bola.




a. Pengertian Permainan Sepak Bola
Sepak bola merupakan permainan menendang sebuah bola yang diperebutkan oleh kedua tim atau kesebelasan yang berbeda dengan meksud untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan untuk mempertahankan gawang sendiri supaya tidak kemasukan bola. 
Ketentuan ukuran lapangan sepak bola :
  • Panjang lapangan minimal 90 meter
  • Panjang lapangan maksimal 120 meter
  • Lebar lapangan minimal 45 meter
  • Lebar lapangan maksimal 90 meter
Ketentuan pertandingan Internasional :
  • Panjang minimal 100 meter
  • Panjang maksimal 110 meter
  • Lebar minimal 64 meter
  • Lebar maksimal 75 meter
b. Gerakan Menendang Bola
Bebarapa hal yang harus diperhatikan dalam teknik menendang bola adalah posisi kaki tumpu dan kaki ayun (steady leg position), bagian bola, perkenaan kaki dengan bola (impact) dan akhir gerakan (follow through). Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shoot at the goal) dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).
Cara menendang bola dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
  • Menendang dengan kaki bagian dalam (instep) 
  • Menendang dengan kaki bagian luar (outside)
  • Menendang dengan punggung kaki (instep)
  • Menendang dengan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep)
c. Gerakan Menggiring Bola
Gerakan menggiring bola bertujuan untuk mendekatkan jarak ke sasaran, melewati lawan dan menghambat permainan. 
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggiring bola :
  • Bola harus dekat dengan kaki sehingga mudah untuk dikontrol
  • Posisi bola tepat di kaki sehingga mudah untuk dilindungi dari lawan
  • Pandangan mata tidak hanya tertuju pada bola, melainkan juga pada pergerakan lawan
  • Menggiring bola dibiasakan dengan menggunakan kaki kanan dan kiri
d. Menyundul Bola (Heading)
Tujuan menyundul bola adalah mengumpan, mencetak gol dan untuk mematahkan serangan lawan/membuang bola. Umumnya dilakukan saat datangnya bola maksimal setinggi kepala.
Gerakan menyundul : Menyundul sambil berdiri dan meloncat/melompat.
e. Lemparan ke dalam (Throw in)
Tujuan dari lemparan ke dalam adalah untuk menghidupkan permainan setelah bola keluar meninggalkan lapangan melalui  garis samping. Lemparan ke dalam : Lemparan ke dalam tanpa awalan dan dengan awalan.

B. Permainan Bola Voli
Setiap regu terdiri dari 6 orang. Teknik dasar permainan bola voli, yaitu servis, passing atas, passing bawah, smash/spike dan block.

1. Servis
Adalah pukulan yang dilakukan di daerah sebelah kanan belakang lapangan permainan (daerah servis) melampaui net ke daerah lawan.
Servis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
  • Servis bawah
  • Servis atas
  • Servis samping
  • Servis lompat
2. Passing
Adalah usaha atau upaya seseorang pemain dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tuuannya adalah untuk memberikan bola kepada teman secepatnya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Passing dibagi dua, yaitu passing atas dan bawah.
3. Smash
Adalah teknik menyerang yang bertujuan supaya bola dapat mendarat di daerah lawan tanpa bisa diblok. Langkah dasar melakukan smash, yaitu awalan, lompatan, ayunan pukulan bola di udara dan posisi mendarat.
4. Posisi Pemain
Ada tiga deret di depan dan tiga deret di belakang :
  • Server (pemain nomor 1)
  • Spiker (pemain nomor 2)
  • Tosser (pemain nomor 3)
  • Blocker (pemain nomor 4)
  • Libero (pemain nomor 5 dan 6)
5. Block
Adalah menggagalkan serangan lawan dengan cara membendung rintangan yang paling efektif.

C. Permainan Bola Basket
Merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim dimana setiap tim terdiri atas 5 orang pemain. Tujuan permainan ini adalah memperoleh poin sebanyak mungkin dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang lawan.

Teknik dasar permainan basket :
1. Mengoper (Passing) dan Menangkap (Catching)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengoper bola adalah arah bola ke sasaran harus terhindar dari rebutan (intercept) lawan dan waktu untuk melempar harus tepat. Tujuan passing adalah untuk mempertahankan bola agar tidak direbut oleh lawan.
Mengoper ada beberapa macam, yaitu :
  • Chest pass
  • Overhead pass
  • Baseball pass
  • Bounce pass
  • Hook pass
  • Under pass
  • Catching ball
2. Menggiring Bola (Dribbling)
Tujuannya adalah untuk mempertahankan bola dan menyerang lawan. Teknik dribbling dibagi menjadi dua, yaitu dribble tinggi dan rendah.
3. Lay Up
Lay up meliputi gerakan memegang bola, berlari (atau melangkah) ke depan, melompat dan melepas tembakan ke arah ring lawan untuk mencetak angka.
4. Menembak Bola (Shooting)
Beberapa teknik diantaranya :
  • Set shoot
  • Lay up shoot
  • Jump shoot

Bab 2 :  Permainan Bola Kecil
A. Permainan Kasti/Rounders

Permainan kasti dibagi menjadi dua regu yaitu regu penjaga dan regu pemukul.
1. Melambungkan Bola
Dibagi menjadi :
  • Menggiring bola ke atas
  • Melambungkan bola ke depan
  • Melempar bola dari atas kepala
2. Menangkap Bola
Dibagi menjadi :
  • Menangkap bola melambung
  • Menangkap bola mendatar
  • Menangkap bola menyusur tanah
3. Memukul Bola
Dibagi menjadi:
  • Pukulan melambung
  • Pukulan mendatar
  • Pukulan merendah
4. Teknik dasar berlari
Teknik ini digunakan saat permainan kasti antara lain berlari lurus dan zig zag.

B. Permainan Bulu Tangkis

1. Memegang Raket (Grip)
Cara memegang raket : Forehand, backhand, shakehand grip (jabat tangan), american grip (gebuk kasur).

2. Pukulan (Stroke)
Dalam permainan bulu tangkis terdapat banyak teknik memukul bola. Diantaranya adalah smash, lob, clear, net shot, drop shot, dll.
a. Servis
Dalam permainan bulu tangkis, ada 3 jenis servis, yaitu servis pendek, tinggi dan flick/setengah tinggi.
Servis Forehand
  • Servis forehand pendek
  • Servis forehand tinggi
Servis Backhand
Pada umumnya, arah jatuh kok sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan. Kok sedapat mungkin melayang relatif dekat di atas jaring (bet). Oleh karena itu, jenis servis ini kerap kali digunakan oleh pemain ganda.
b. Pukulan Forehand
Pukulan ini sering digunakan oleh pemain. Dasar pukulan ini adalah ayunan raket dari belakang badan ke arah depan.
c. Pukulan Backhand
Posisi jari saat melakukan backhand (telunjuk, tengah, manis, kelingking) sejajar dengan pegangan raket, sementara ibu jari berada pada batang raket yang lebih lebar.
d. Pukulan Lob
Bertujuan untuk melambungkan kok setinggi mungkin yang mengarah ke belakang daerah lawan.
e. Pukulan Drop Shot
Drop shot yang tepat dilakukan apabila kok jatuh dekat dengan net dan tidak lebih dari garis ganda.
f. Netting
Dilakukan dekat dengan net dengan sedikit kekuatan. Tujuannya adalah supaya kok jatuh sedekat mungkin dengan net di daerah lawan.

3. Gerakan Kaki (Foot Work)
Langkah kaki yang ringan, luwes dan cepat akan memudahkan pergerakan pemain dimana kok datang dan bersiap untuk memukulnya. Kecepatan gerak diperoleh dari foot work yang teratur.

4. Sikap Berdiri (Stance)
a. Sikap berdiri pada saat melakukan servis
  • Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada daerah servis kira kira setengah meter di belakang garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
  • Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada daerah servis kira kira setengah meter di belakang garis pendek. Kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan pindahkan ke depan.
b. Sikap berdiri pada saat menerima servis
  • Sikap berdiri untuk permainan tunggal adalah berdiri pada daerah servis kira kira di tengah tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis pendek.
  • Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi tidak melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Berat badan berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit). Pada saat servis dilakukan berat badan dipindahkan ke arah datangnya kok, mungkin ke depan atau belakang tergantung pada jenis servis.
c. Sikap berdiri pada saat rally
Harus diperhatikan dari mana arah datangnya kok. Sebagai patokan, sikap berdiri pemain tunggal dilanjutkan untuk selalu berdiri di tengah tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.

C. Permainan Tenis Meja

1. Perlengkapan Permainan Tenis Meja
  • Meja tenis meja
  • Bet
  • Bola
2. Teknik Dasar Permainan Tenis Meja
a. Memegang Bet   
  • Pen holder grip (pegangan tangkai meja)
  • Shake hand grip (berjabat tangan)
b. Pukulan
  • Drive adalah pukulan yang dilakukan dengan cara bola dipukul dari bawah serong ke atas.
  • Push adalah teknik yang dilakukan dengan cara bola didorong dengan bet dan posisi bet terbuka.
  • Chop adalah pukulan yang dilakukan seperti menebang pohon.
  • Block adalah teknik yang dilakukan dengan cara bola ditutup dengan bet.
c. Service
Dilakukan untuk memulai pertandingan. Beberapa teknik servis : Servis forehand topspin, backhand backspin, forehand backspin dan backhand topspin.

Bab 3 :  Olahraga Atletik
A. Jalan Cepat

1. Teknik Dasar Jalan Cepat
  • Start : Start berdiri dengan aba aba "bersedia", "ya"
  • Langkah : Dimulai dengan gerakan mengangkat paha kaki diayun ke depan lutut, terlihat tungkai bawah bergantung lemas karena ayunan paha ke depan, tungkai bawah ikut terayun ke depan menyebabkan lutut menjadi lurus. Kemudian menapak pada tumit terlebih dahulu menyentuh tanah, bersamaan dengan mengangkat tumit. Selanjutnya ujung kaki tumpu lepas dari tanah, ganti dengan kaki ayun. Begitu seterusnya selalu ada kaki yang menumpu, jadi tidak ada saat melayang.
  • Condong : Mulai dari kepala, punggung/dada, pinggang sampai tungkai bawah sedikit condong ke depan.
  • Ayunan Lengan : Siku ditekuk kurang lebih 90 derajat, ayunan lengan kiri ke depan bersamaan dengan mengangkat paha dan kaki kanan, sehingga koordinasinya adalah lengan kiri bersamaan dengan kaki kanan dan lengan kanan bersama kaki kiri.
  • Finish : Ada dua teknik gerakan masuk finish yaitu jalan terus sampai melewati garis finish, baru dikendorkan kecepatannya setelah melewati kira kira tiga sampai lima meter.
2. Manfaat Jalan Cepat
Jalan cepat memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh karena membuat otot dan rangka tubuh bergerak, denyut jantung meningkat sehingga darah beserta oksigen nutrisi bisa disalurkan dengan baik ke seluruh tubuh.

B. Lari Jarak Pendek   
Lari jarak pendek adalah perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh/maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh atau sampai jarak yang telah ditentukan. Pelarinya disebut sprinter. Lari jarak pendek meliputi jarak 100 m, 200 m dan 400 m.
Lari jarak pendek 100 meter

1. Teknik Dasar 
a. Teknik start : Aba aba "bersedia", "siap", "ya".
b. Teknik badan pada saat lari :
  • Kaki menolak sekuatnya sampai mengejang lurus, lutut diangkat tinggi setinggi panggul, tungkai bawah mengayun ke depan untuk mencapai langkah lebar.
  • Usahakan agar badan tetap rileks, badan condong ke depan membentuk sudut 25-30 derajat terhadap lutut.
  • Lengan di samping tubuh secara wajar. Siku ditekuk kira kira 90 derajat. Tangan menggenggam kendor, gerakan atau ayunan lengan ke muka dan ke belakang harus wajar, gerakan lengan makin cepat berimbang dengan gerak kaki yang makin cepat pula.
c. Teknik badan ketika memasuki garis finish
  • Jangan mengurangi kecepatan
  • Masuk garis finish dengan togok terlebih dahulu
  • Setelah melewati garis finish kira kira 5 meter, lalu berusaha menghentikan langkah
2. Larangan pada pelari jarak pendek
a. Meloncat pada saat memasuki garis finish
b. Menarik/menggapai pita finish
c. Berhenti mendadak atau mengurangi kecepatan di garis finish

C. Lompat Tinggi    



1. Teknik Dasar 
a. Awalan
Awalan lari dapat dilakukan dari tiga arah berikut :
  • Melengkung
  • Dari posisi awal tegak lurus dengan mistar, dilanjutkan dengan jari melengkung
  • Berdiri lurus dari sudut menyerupai awalan lari gaya straddle untuk membuat gerakan membelakangi mistar pada saat tolakan
b. Tolakan
Diawali dari tumit dan menekuk tungkai tolak. Kaki menolak dalam posisi sejajar dengan mistar.
c. Saat Melayang
Posisi badan membelakangi mistar dan kedua tungkai yang menggantung sedikit ditarik. Kedua lengan di samping badan dan pinggul diangkat sehingga menghasilkan lengkungan pada badan. Badan siap diturunkan dan kaki diangkat dan ditarik agar tidak mengenai mistar. Setelah itu, lutut diluruskan ke atas.
d. Pendaratan
Dilakukan dengan punggung, kemudian dilanjutkan dengan gerak tungkai.

2. Gaya dalam Lompat Tinggi
a. Gaya gunting (scissors)
Dilakukan oleh seorang pelompat menuju palang secara bersudut dan melonjak dengan kaki yang berada di luar dari palang. Setelah melewati palang, pelompat berada dalam keadaan duduk terlunjur.
b. Gaya timur
Dilakukan oleh seorang pelompat menuju palang secara lurus dari hadapan 90 derajat. Saat melompat kaki bebas diayunkan secara tegak ke depan badannya dan pelompat melewati palang secara miring.
c. Gaya guling barat (western roll)
Pelompat menuju ke palang secara bersudut 90 derajat, kemudian pelompat melonjak dengan kaki yang lebih dekat dengan palang. Kaki lonjakan berada dalam keadaan bengkok waktu pelompat berguling paralel dengan palang untuk melakukan pelepasan.
d. Gaya pelana
Pelompat menuju ke palang secara bersudut. Ketika melepasi palang, pelompat memandang ke bawah dan keadaan badannya seolah olah tiarap di atas palang.
e. Gaya fosbury flop
Pelompat menuju ke palang dengan membelakangi mistar.

D. Lempar Cakram

1. Teknik teknik
a. Cara memegang cakram
Cakram diletakkan pada telapak tangan tangan kiri (bagi pelempar kanan) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan di atas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
b. Gaya dalam lempar cakram
  • Gaya samping
  • Gaya belakang
c. Cara melakukan awalan lemparan
  • Berdiri di belakang lingkaran dengan posisi punggung menghadap ke arah sektor lemparan
  • Ayunkan cakram beberapa kali dengan lengan lempar bergerak mengikuti gerakan lengan lempar
  • Posisi badan masih berputar dan sedikit condong ke belakang
  • Kedua tungkai masih ditekuk dengan baik, kaki kiri membuat kontak dengan lantai tungkai kiri hampir diluruskan penuh
  • Lutut kaki dan pinggul meneruskan gerakan berputar ke arah lemparan dengan tepat. Tariklah bagian atas badan mengikuti perputaran ini
  • Lengan kiri mulai dibuka ke samping dan lengan kanan mulai mengayun berputar dengan gerakan cepat di dalam sebuah busur yang lebar dan bergerak sedikit ke arah atas
2. Sarana dan prasarana
a. Alat
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal. Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan di tengah tengah cakram ada beban yang dapat dilepaspindahkan.
b. Ukuran cakram
  • Berat cakram senior putra adalah 2 kg, diameter 219-221 mm dan tebal 44-46 mm   
  • Berat cakram senior putri adalah 1 kg, diameter 180-182 mm dan tebal 37-39 mm
  • Berat cakram junior putra adalah 1,25 kg, diameter 180-182 mm dan tebal 37-39 mm
  • Berat cakram junior putri adalah 0,75 kg, diameter 145-170 mm dan tebal 25-35 mm
c. Lapangan 
  • Diameter lingkaran untuk melempar : 2,50 m
  • Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal, dll
  • Lingkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar (pagar kawat) untuk menjamin keselamatan petugas, peserta dan penonton
  • Bentuk huruf seperti C dengan diameter 7 m, mulut 3,3 m. Sector lemparan dibatasi garis yang membentuk sudut 40 derajat di pusat lingkaran

Materi Bahasa Jawa Kelas 9 semester 1 dan 2 dan Cerita Wayang

MATERI BAHASA JAWA KELAS IX


PERANGANE NASKAH PIDHATO 
PEPILING 
Sajrone tanggap wacana (pidato), ana sawenehe perangan kang kudu digatekake lan kudu ana ing naskah pidato,yaiku :
1.      Salam Pambuka
Salam pambuka yaiku: salam pakurmatan sing sepisanan marang para tamu utawa sing kepareng rawuh. Isine atur salam pakurmatan marang para rawuh, lan sapa aruh (sapaan) tumrap para rawuh.
2.      Purwaka
Purwaka yaiku atur pamuji syukur marang Gusti Allah, sarta atur panuwun marang para rawuh/tamu sing kepareng rawuh.
3.      Isi utawa Surasa Basa
Isi yaiku sakabehe bab sing diandharake marang para rawuh/tamu.
4.      Dudutan (kesimpulan)
Dudutan (kesimpulan) yaiku ringkesan isi kang wigati utawa intine sing diandharake.
5.      Pangarep-arep
Pangarep-arep yaiku pituduh lan pangajab sing diandharake marang para rawuh/tamu lan sing midhangetake.
6.      Wasana Basa (penutup)
Wasana (penutup) yaiku atur panuwun sarta nyuwun pangapura Manawa ana kekurangan utawa kaluputan olehe ngandharake.


A.RINGKASAN MATERI
1.      Pranatacara
Saking tembung lingga tata lan cara. Dasanamanipun pranatacara inggih menika panatacara, panata adicara, paniti laksana, pambiwara lan MC.
Syarat –syaratipun dados Pranatacara:
a)      Nggadhahi kekendelan lan sifat sengguh ora mingkuh.
b)      Nggadhahi ketrampilan ing bab wicara.
c)      Nguwaosi materi ingkang badhe katindakaken.
d)     Nggadhahi prana ingkah ndudut manah.
Kejawi menika pranatacara ugi kedah nggadhahi gegebengan kangge jangkepi jejeripun minangka Pranatacara lanthi lampah:
·         Malagawa: tumindak kanthi trampil trengginas.
·         Matanggap: tanggap ing saliring swasana.
·         Malaksana: mrebawani
·         Magatra: Nggadhahi patrap ingkang prasaja.
·         Mawasta: Sengguh ora mingkuh wruhing rasa lan suba sita.
·         Mardawa basa: lebda ing bab basa.
·         Mardawa Swara: wasis ing pangolahing swara
Sanguning Pranatacara:
1.      Olah swara
a)      Logat: ngangge dialek jawa (jogja).
b)      Pocapan: kudu cetha, las – las,ora bindheng lan ora blero.
c)      Wirama:ana cekak dhawa, ngisor nduwur ora mung ajeg.
d)     Wirasa: nalika micara nglaras surasa.
2.      Olah basa lan sastra : pilihan tembung, purwakanthi, sekar, suluk, panyandra, paribasan, pepindhan, wangsalan lan sapanunggalane.
3.      Olah raga : pangolahing raga supaya solah bawa utawa tindak tanduke trep karo jiwa panatacara sing empan papan.
4.      Olah busana : busana kudu trep karo adat lan swasana.
Urutan Reroncening acara
1.      Salam Pambuka
2.      Salam talim= salam pakurmatan
3.      Ngaturaken Puji syukur
4.      Reroncening acara
5.      Panutupan
6.      Salam Panutup
2.      Tembang Campursari
Lelagon campursari iku ora duwe aturan sing baku utawa gumathok, sing mesthi bisa gawe gumyak lan seneng sing ngrungokake lan bias kanggo ngelipur ati.Cakepane uga prasaja lan gampang diapalke. Sing ngiringi saka gamelan lan alat music modheren., loro – lorone ditabuh bebarengan kanthi laras lan kepenak dirungokake. Conto penyanyi campursari ingkang kondhang inggih menika Manthous, Didi kempot, sony joss lan sapanunggalane. Contonipun lagu campursari inggih menika Tanjung Mas Ninggal Janji, Sewu Kutho, Pacobaning urip, Alun- alun Nganjuk lan sapanunggalane.
3.      Ngudaraos
Ngudaraos atau ngudhar raos inggih menika ngudharaken rasa / uneg – uneg.
4.      Tembang Macapat
Tembang macapat ugi kasebat sekar alit utawi tembang cilik.
            Ingkang kasebat tembang cilik wonten 11 inggih menika:
1.      Mijil : ateges metu, miyos utawi lair.
Paugeranipun: 6 gatra: 10 i – 6o – 10e – 10i – 6i – 6u
2.      Kinanthi: saking lingganing tembung kanthi utawa tubtunlare ingkah taksih balita dipun tuntun/ dipunbimbing.
Paugeranipun: 6 gatra: 8u – 8i – 8a – 8i – 8a – 8i
3.      Sinom:tegesipun nem – neman/ pemuda ingkang nedheng – nedhengipun ngudi kawruh.
Paugeranipun: 9 gatra: 8a – 8i – 8a – 8i – 7i – 8u – 7a – 7i – 12a
4.      Asmaradana: Para mudha sasampunipun ndungkang diwasa lajeng kastuwuhan raos tresna dhateng tiyang sanes.
Paugeranipun: 7 gatra: 8a – 8i – 8e/o – 8a – 7a – 8u – 8a
5.      Gambuh: Saking tembung jumbuh/sarujuk/cocog, ingkang tegesipun sampun sarujuk lajeng dipun gathukaken.
Paugeranipun: 5 gatra: 7u – 10u – 12i – 8u – 8o
6.      Dhandhanggula: tegesipun tiyang ingkang sampun mangun gesang bebrayan nggadhahi idha – idhaman gesang ingkang sarwa sarwi endah.
Paugeranipun: 10 gatra: 10i – 10a – 8e – 7u – 9i – 7a – 8u – 8a – 12i – 7a
7.      Durma: saking tembung darna/paweweh. Tiyang gesang sasampunipun kacekap kabetahanipun, lajeng wiwit mikir kabetahanipun sesaminipun.
Paugeranipun: 7 gatra: 12a – 7i – 6a – 7a – 8i – 5a – 7i
8.      Maskumambang: Tiyang ingkang sampun ndungkap sepuh wonten raos mangu – mangu ing manahipun ngetang – etang kathahing tumindhak ingkang awon.
Paugeranipun: 4 gatra: 12i – 6a – 8i – 8a
9.      Pangkur:Saking tembung mungkur/ nyingkur. (Nyingkiri hawa napsu)
Paugeranipun: 7 gatra: 8a – 11i – 8u – 7a – 12u – 8a – 8a -8i
10.  Megatruh: saking tembung megat/pisah lan ruh. (pegatipun ruh lan raga)
Paugeranipun: 5 gatra: 12u – 8i – 8u – 8i – 8o
11.  Pocung: Sasampunipun tilar donya dipunbungkus mori pethak.
Paugeranipun: 4 gatra : 12u – 6a – 8i – 12a
Paugeran Macapat
*      Guru Wilangan: cacahing wanda / suku kata saben gatra.
*      Guru lagu: dhong – dhingin swanten ing pungkasaning gatra ing sekar.
*      Guru gatra: cacahing gatra saben sakpada.
*      Pada: inggih menika bait
*      Laras: nadha dasar nyekar saking jinis music diatonis.
B. LATIHAN SOAL
1. Pranatacara kedhah nggadhahi patrap ingkang prasaja kasebat…
            A. Malagawa                                       D. Magatra
            B. Mawasta                                         E. Malaksana
            C. Mardawa basa
2. Ingkang dimaksud sengguh ora mingkuh inggih menika, kejawi…
            A. Tinanggenah                       D. Jejibahan
            B. Kajibah                               E. Mbyawarakaken
            C. Sesanggen
3. MC ing pelantikan / wisuda lan sapanunggalane kasebat…
            A. Panatacara                          D. Pranata Adicara
            B. Pranatacara                         E. Protokol
            C. Pambiwara
4. Gereng-gereng Gathotkaca sru anangis
Sambaté mlas arsa
Luhnya marawayan mili
Gung tinamêng astanira
Tembang ing nduwur kalebet tembang macapat…
A.    Sinom                                      D. Pocung
B.     Gambuh                                  E. Megatruh
C.     Maskumambang
5.      Paugeranipun tembang macapat Gambuh inggih menika…
A.    5 gatra: 7u – 10u – 12i – 8u – 8o
B.     6 gatra: 8u – 8i – 8a – 8i – 8a – 8i
C.     6 gatra: 10i – 6o – 10e – 10i – 6i – 6u
D.    5 gatra: 12u – 8i – 8u – 8i – 8o
E.     7 gatra: 12a – 7i – 6a – 7a – 8i – 5a – 7i
6.      Guru wilangan inggih menika…
A.    Cacahing wanda saben sak gatra.
B.     Cacahing gatra saben sak pada
C.     Cacahing gatra saben wanda
D.    Cacahing pada pada saben tembang
E.     Dhong – dhonging swanten
7. Bebasan Koyo Ngenteni Udan Ning Mongso Ketigo
Najan Mung Sedelo
Ora Dadi Ngopo
Penting Iso Ngademke Ati
Tuladha tembang campursari ing nduwur irah – irahanipun…
A.    Pacobaning urip                                  D. Kangen kowe
B.     Layang Swara                                     E. Ketaman asmara
C.     Tanjung Mas Ninggal Janji
8. Karepku jaluk di esemi…
Lanjutanipun tembang campursari menika…
A.    Mengko gek keri ing jaman
B.     Tingkah lakumu kudu ngerti cara
C.     Mbok ya sing eling
D.    Pancene bener kandhamu
E.     Aja ditinggalake kapribaden ketimuran
9.   Ing ngisor iki penyanyi campursari, kejawi…
A.    Manthous
B.     Didi Kempot
C.     Sunyahni
D.    Sonny Joss
E.     Aning Katamsi
Kangge nomer 10-12.
Prekawis ingkang dumados ing masyarakat bab “kenakalan remaja” mbokbilih langkung damel girising manah/kathah para anem ingkang keblusuk ing tumindak nistha:migunakaken narkoba, damel raja pati, ngrampog, ngrudapeksa, tawur ing mergi awit prakawis ingkang sepele lan tumindhak nistha sanesipun. Awit kawontenan kados mekatenwau, kathah ingkang ngupaya kanthi ngawontenaken seminar, lokakarya ngrembag bab “ kenakalan remaja”, supados sedaya paring kawigatosan.
10.     Tuladhanipun “kenakalan remaja” inggih menika, kejawi…
A. Sinau kanthi sregep.                                              D. Ngrampog
B.  Ngrudapeksa                                                         E. Damel raja pati
C.  Tawur
11.     Dasanamanipun nistha inggih menika…
A.    Becik                                                                  D. awon
B.     Bombong                                                           E. Pawiyatan
C.     Rumaos menjila
12.     Apa upaya kang saged dingge ngatasi “kenakalan remaja..
A.    Damel raja pati
B.     Ngawontenaken seminar
C.     Tumindhak bombing
D.    Melu tumidhak nista
E.     Melu tawuran.
KUNCI JAWABAN
1.D                                                7. C
2. E                                    8. B
3. B                                   9. E
4. C                                   10.A
5. A                                   11. D
6. A                                   12. B
       


  CERITA WAYANG 

PRR SMP KLS IX/9 BAHASA JAWA SEMESTER 1 KUR 2013


A.  Kompetensi Inti
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.    Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian tampak mata.
4.    Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.  Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
 .........
C.  Deskripsi Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Teks cerita  wayang Ramayana lakon Anoman Duta.
A.       Materi Pembelajaran
Wacanen  nyaring kanthi lafal, intonasi, lan lagu sing jumbuh karo swasana lan wateke   
paragane !
ANOMAN DUTA
Wancine wis parak esuk, ing wetan katon cahyane Sang Hyang Diwangkara abang sumirat ungup-ungup ing pucuking arga. Anoman puteg pikire awit durung ketemu kang den upadi. Nuli mulat ana wewangunan gedhong kang asrine ngleluwihi, miwah petamanan kang endahe kepati-pati. Anoman mlumpat ing wit nagasari, nalika nyawang mengisor, ing kono katon wanodya ayu kang sarirane kuru aking, ngalosot ing lemah. Gelungane lukar nora  dirawati, gimbal campur kisma.. Lamat-lamat kapiyarsa  pisambating karuna kang banget ngeres-eresi ati.
Lah punika ingkang winastan Taman Argasoka. Ing kono dununge Sang Putri Mantili, ya Rekyan Sinta disingidake dening Prabu Dasamuka. Wus meh sawarsa Sang Dewi ditrungku  aneng Taman Argasoka, tinengganan dening wanodya pulunane Dasamuka, putrane Gunawan Wibisana, kang sesilih Niken Trijatha. Rekyan Sinta sadina-dina tansah karuna ngangen-angen marang rawuhe Sri Ramawijaya, dene Trijatha tansah ngupaya nglelipur penggalihe Sang Dewi.
            “ Nini Trijatha, kaya ngene rasane nalangsane uripku, sewu papa sewu lara dadi sawiji. Aluwung tumekaning pati kalamun ora ketemu kalawan garwaku Pangeran Ramawijaya. Dhuh Nini, nalika ingsun dedunung aneng wana Dhandhaka kalawan Pangeran Ramawijaya, rasaning atiku kaya aneng swarga. Nanging ing samengko sanadyan dedunung aneng Taman Argasoka kang kaluwih-luwih endahe, rasane kaya ing pasiksan. Tujune ana sira Nini, kang tansah bisa nglelipur atiku kang rontang-ranting.”
            Saben-saben Dewi Sinta sesambat kawelas asih, Trijatha tansah nglelipur ngasih-asih, mbelani arawat waspa. Anoman isih singidan aneng pange nagasari kemulan rembuyunge gegodhongan. Atine melu keranta-ranta mulat cintrakane Putri Mantili lan Sri Ramawijaya kang wus sawetara pepisahan. Dumadakan ana kang prapta, Prabu Dasamuka manjing ing Taman Argasoka mbebujuk marang Rekyan Sinta, nyuwun lunturing sih.
            “ Dhuh mirah pepujaning ati Rekyan Sinta, apa gunane sadina-dina sira tansah sungkawa ngangen-angen marang si Rama, manungsa alasan tanpa guna, ing samubarang sarwa kuciwa. Delengen kawibawaningsun, raja sugih wibawa, kaloka ing donya, manungsa sajagad ora ana sing madha. Ayo Yayi, rewangana mukti wibawa, kabeh raja brana bandha donya Ngalengka darbenana, Yayi. Upama njaluka tumuruning widadari sakethi minangka abdinira, sayekti pun kakang bakal nyembadani. “
            Mireng wuwuse Prabu Rahwana , Rekyan Sinta sumaur sugal, “ Heh Rahwana, ratuning buta gelah-gelahing bawana. Tanpa guna sira milut marang Sinta, aluwung tumekaning pati tinimbang nuruti kekarepanmu kang nistha. Sira nora prawira, nora wani adu arep kalawan Pangeran Rama, mung wani laku cidra  andhustha marang ingsun. Endi tandhane sira  ngaku prawira lan sekti mandraguna ? Kang ana amung wujud buta awatak jirih ingah-ingih wedi getih. Heh Dasamuka, aja ngimpi bisa nyaketi Rekyan Sinta. Menawa adreng sedyamu, sira daksupatani. Kalamun maju sejangkah sikilmu pokah bumine bengkah! Menawa kena koksenggol,  busanaku bakal dak obong, kalamun kena kok gepok kulitku bakal dak beset, Rahwana !!!”
            Njola Prabu Dasamuka mireng wuwuse Dewi Sinta kang nglarakake ati. Rekatak, narik candrasa arep ditamakake marang Sinta. Sang Dewi nora wedi marang pangancame Rahwana, pedhes anggone muwus.
            “ Dasamuka mara tibakna senjatamu, dudu prajurit yen sira nora tegel merjaya Sinta. Sira nora pantes sinebut narendra, yen mentala ndedawa sungkawa lan papa cintraka. Jer ingsun nora sudi nuruti sedyamu kang banget nistha, mara age tamakna senjatamu marang dhadhaku heh Dasamuka!!!”
            Lingsem Prabu Dasamuka mireng ngendikane Rekyan Sinta, nuli mundur karo ninggal weling marang Trijatha supaya tansah ngrerimuk penggalihe Dewi Sinta amrih gelem kagarwa.
  Wanara Seta kang umpetan aneng rembuyunge pang nagasari wus nora tidha-tidha yen wanodya ayu kuru aking iku Rekyan Sinta kang den goleki. Mudhun saka pang mau Sang Anoman nuli ura-ura nyaritakake lelakone Sri Ramawijaya kang nandhang prihatin, wiwit pisah karo kang garwa ya  Dewi Sinta, nganti saiki ketemu lan sabaya pati karo Prabu Sugriwa ratuning wanara.
Rampung Anoman anggone kekidungan nyaritakake lelakone Sri Ramawijaya kang pisah lan ngupadi  garwa kinasihe ndadekake erame Sang Dewi uga Trijatha lan para cethi. Lagi iki ngerti ana wanara wulune putih memplak, nyandhang kaya manungsa, kathik pinter ngidung suarane ngumandhang angenganyut kalbu.
Dewi Sinta mireng tembange mau, temah mijil waspanira keranta-ranta ing galih emut marang Sang Ramawijaya. Anoman mudhun saka pang nagasari, laku dhodhok sila marikelu. Dewi Sinta andangu aris:
“ Mengko ta wanara seta, sira iku sapa? Solahira kaya manungsa, kathik bisa ngidung nyaritakake lalakone Pangeran Ramawijaya? “
“ Dhuh Sang Kusuma, kula pun Anoman dutanipun Sri Ramawijaya. Dening Sri Rama miwah Sang Kapindra Sugriwa kula kautus niti priksa kayuwanan Paduka wonten Ngalengka ngriki. Ing samangke garwa paduka Sang Ramawijaya miwah rayi paduka Sang Laksmana nyanggrah wonten ardi Maliyawan, rinatu dening bala wanara. Sedaya sampun samapta wonten Maliyawan, badhe nglurug dhateng Ngalengka, Gusti.”
Dewi Sinta sajak cubriya, “ Mengko ta wanara seta, sira ngaku aran Anoman dutane Pangeran Ramawijaya. Kuwi tenan apa mung kongkonane Rahwana kang arep apus krama ? Awit nalika ingsun dicidra Rahwana, wektu semana angliwati samodra kang jembar kaya tanpa wates, tangeh ana titah kang bisa nyusul kejaba  Peksiraja Garudha utawa angin. Pandugaku sira mesthi kongkonane Rahwana supaya apus krama marang ingsun. “
“ Dhuh Gusti kula Putri Mantili, kula pun Anoman putranipun Sang Hyang Bayu dewaning maruta, saestu dutaning Sri Ramawijaya. Menawi paduka kirang pitaya, dening Sri Rama kula mundhi agemanipun sesupe, minangka tandha bukti. Kula aturi nampi, Gusti. “
Rekyan Sinta nampani ali-ali kang diaturake Anoman. Kejot penggalihe, runtuh waspane, ora pangling iki kalpika agemane ingkang raka. Diagem ing jenthik manis katon logro, ngalih ing jejenthik isih tetep logro, awit saka banget kuru sarirane Sang Dewi.
“ Heh Anoman, nyata sira duta kang sejati. Sakabehing aturira minangka panglipuring manahingsun. Kalpika wus ingsun tampa, iki aturna marang gustimu Pangeran Rama, cundhamanik kancing rikma agemaningsun, minangka tandha yen sira wus ketemu kalawan ingsun. Lan iki aturna nawalaningsun  marang Pangeran Rama. “
Anoman nampani cundhamanik sarta nawala saka Dewi Sinta, nuli nyuwun pamit sarwi ngaras padane Sang Dewi. Sadurunge mundur saka ngarsane Sang Dewi, Anoman ninggal piweling.
“ Dhuh Gusti Putri Manthili, mugi lejara ing galih, sampun tansah sungkawa. Boten dangu malih raka Paduka Sri Ramawijaya badhe rawuh ing Ngalengka ngirit bala wanara. Nagari Ngalengka badhe dados samodra getih, Rahwana kedah nyaur kadurjananipun, amargi sampun wantun damel kasangsaran tumprap Sri Rama lan ugi paduka. “
                                                                  
2.  Negesi  Tembung  kang  Angel
Ø  Wanodya                                 :  Wanita
Ø  Sang Hyang Dewangkara       :  Srengenge
Ø  Duta                                        :   Utusan
Ø  Kisma                                      :   Lemah
Ø  Disingitake                              :   Didhelikake
Ø  Dununge                                 :   Panggonane
Ø  Kasowanake                            :   Diadhepake
Ø  Penggalihe                               :   Atine
Ø  Rinantu                                   :  Dienteni
Ø  Nawala                                    :  Serat, layang
Pertemuan 2
Teks cerita  wayang Ramayana lakon Anoman Duta
Pertemuan 3
Teks cerita  wayang Ramayana lakon Anoman Duta.
Pertemuan 4
Teks cerita  wayang Ramayana lakon Anoman Duta
D.   Kegiatan Pembelajaran
1.    Pertemuan Pertama
a.    Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1)        Guru memberi salam,` Peserta didik merespon  salam dari guru
2)        Guru menunjuk salah satu peserta didik memimpin doa, salah satu peserta didik memimpin doa
3)        Guru memberi informasi tentang materi yang akan disampaikan, Peserta didik menerima informasi dari guru
4)        Guru menyampaikan informasi tentang kompetensi dasar dan capaian pembelajaran materi hari ini, peserta didk menerima informasi yang disampaikan guru
5)        Guru menampilkan dan memperkenalkan tokoh-tokoh wayang Ramayana, peserta didik memperhatikan
b.        Kegiatan Inti (60 menit)
        ..................

c.        Kegiatan Penutup (10 menit) 
1)        Guru bersama peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari ini
2)        Bersama guru, peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami cerita wayang.
3)        Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran berikutnya
2.    Pertemuan Kedua
a.    Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1)        Guru memberi salam, Peserta didik merespon  salam dari guru
2)        Guru menunjuk salah satu peserta didik memimpin doa, salah satu peserta didik memimpin doa
3)        Guru memberi informasi tentang materi yang akan disampaikan, Peserta didik menerima informasi dari guru
4)        Guru menyampaikan informasi tentang kompetensi dasar dan capaian pembelajaran materi hari ini, peserta didk menerima informasi yang disampaikan guru
5)        Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya
b.        Kegiatan Inti (60 menit)
       ..............................................

c.        Kegiatan Penutup (10 menit)
1)        Guru bersama peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari ini
2)        Bersama guru, peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami cerita wayang.
3)        Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran berikutnya
3.    Pertemuan Ketiga
a.   Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1)        Guru memberi salam, Peserta didik merespon  salam dari guru
2)        Guru menunjuk salah satu peserta didik memimpin doa, salah satu peserta didik memimpin doa
3)        Guru memberi informasi tentang materi yang akan disampaikan, Peserta didik menerima informasi dari guru
4)        Guru menyampaikan informasi tentang kompetensi dasar dan capaian pembelajaran materi hari ini, peserta didk menerima informasi yang disampaikan guru
5)        Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya
b.         Kegiatan Inti (60 menit)
        ..........................

c.         Kegiatan Penutup (10 menit)
1)        Guru bersama peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari ini
2)        Bersama guru, peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami cerita wayang.
3)        Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran berikutnya
4.    Pertemuan Keempat
a.   Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1)        Guru memberi salam, Peserta didik merespon  salam dari guru
2)        Guru menunjuk salah satu peserta didik memimpin doa, salah satu peserta didik memimpin doa
3)        Guru memberi informasi tentang materi yang akan disampaikan, Peserta didik menerima informasi dari guru
4)        Guru menyampaikan informasi tentang kompetensi dasar dan capaian pembelajaran materi hari ini, peserta didk menerima informasi yang disampaikan guru
5)        Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya
b.         Kegiatan Inti (60 menit)
        ......................................

c.        Kegiatan Penutup (10 menit)
1)        Guru bersama peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari ini
2)        Bersama guru, peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami cerita wayang.
3)        Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran berikutnya
E.  Penilaian
A.    Penilaian
1.         Teknik dan Bentuk Instrumen
        ............................

2.         Contoh Instrumen Penilaian
a.         Pengamatan Sikap
Lembar Pengamatan Sikap
 ..........................................
Rubrik penilaian sikap
...........................................
B.     Tes Tertulis
Wangsulana pitakon – pitakon ing  ngisor iki kanthi trep!
1)   Adhedhasar wacan crita wayang Ramayana lakon Anoman Dhuta, sebutna paraga-paragane lan watake!
2)   Anoman diutus Prabu Ramawijaya nggoleki  sapa?
3)   Apa buktine menawa Anoman iku utusane Prabu Ramawijaya?
4)   Anoman diutus Prabu Ramawijaya menyang  ngendi?
5)   Sebutna piwulang becik apa wae sing bisa kokjupuk saka crita wayang Ramayana Anoman Dhuta!
KUNCI  JAWABAN
1.Paraga ing  crita  Anoman Dhuta yaiku
-  Anoman watake sae, tanggung jawab
-  Dewi  Shinta  watake  setya tuhu marang  garwa, sabar
- Trijatha  watake sabar lan wicaksana
-  Dasamuka  watake  angkara murka
-  Wibisana watake  wicaksana
2. Dewi  Shinta 
3. Buktine  yaiku  Ali ali kagungane Prabu Ramawijaya
4. Negara Alengka
5.Piwulang  becik ing crita  Anoman  Dhuta yaiku
   -           Menawa didhawuhi kudu ditindakake kanthi becik
                        -           Ora kena tumindak ala,
                                               
Pedoman Penskoran
Saben wangsulan kang  bener diwenehi biji 2.saengga  menawa  bener kabeh  bijine 10.
C.    Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
o      Media Pembelajaran
Gambar tokoh wayang Anoman, Sinta, Rama, Dasamuka, dsb.
o      Alat dan Bahan Pembelajaran
Laptop, LCD
D.    Sumber Belajar
o   Majalah berbahasa Jawa
o   Buku teks yang relevan